Mengusung Konsep Busana Zero Waste Himpunan Mahasiswa Prodi D4 Tata Busana Lolos Pendanaan P2MD Tahun 2023
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/new-simawa/thumbnail/f8ae634e-5b3b-401d-8fbe-1bbdec7c6cb1.png)
Sejumlah kelompok P2MD Himpunan Mahasiswa Prodi D4
Tata Busana 2023 melakukan Program Pemberdayaan Masyarakat di kelurahan putat
jaya eks-lokalisasi jarak yang berjudul pengembangan kampung
wisata batik sebagai icon “batik suroboyo” dengan konsep busana zero waste di
putat jaya eks-lokalisasi jarak. pada program ini tim P2MD HIMAFD melakukan pelatihan.
pelatihan ini dilakukan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu tiap minggu pada
bulan Oktober-November pada pukul 09.00-12.00 WIB di Sentra Wisata Kuliner
(SWK) Putat Jaya, Kota Surabaya. Kegiatan pelatihan tersebut terdiri dari :
1)
Menetukan konsep
Batik
2)
Pembuatan Bentuk
Dasar dan Stilasi
3)
Membuat Motif
Batik
4)
Pembuatan Pola
5)
Memproduksi
Busana/Menjahit
6)
Pemasaran Produk
Program ini memiliki tujuan yaitu meningkatkan
keterampilan tentang pengembangan produk batik dan pemasaran produk kreatif
khas putat jaya, bertambahnya produktivitas warga dalam lingkup ekonomi
kreatif, adanya peluang usaha yang dapat dikembangkan dengan stabil.
Sasaran
yang dituju pada program ini adalah warga Desa Putat Jaya, Kota Surabaya
terutama untuk ibu-ibu rumah tangga dan yang
berstatus janda dan remaja karang taruna dalam proses perintisan dengan rentang
umur 17-27
tahun agar
dapat meningkatkan keterampilan dalam bidang pengembangan dan pemasaran
sehingga produk batik yang diproduksi di Desa Putat Jaya (eks- lokalisasi
Jarak), Kota Surabaya menjadi produk bernilai jual tinggi.
Indikator keberhasilan pada program ini yang pertama adalah perubahan perilaku Masyarakat, terdapat perubahan kebiasaan atau kegiatan keseharian Masyarakat di kelurahan putat jaya (eks-lokalisasi jarak) yang mana sebelumnya lebih banyak waktu luang yang tidak produktif menjadi kegiatan produktif yang menghasilkan produk kreatif dan dapat di pasarkan untuk meningkatkan pendapatan warga. Indikator keberhasilan yang kedua adalah Perubahan Fisik, perubahan yang terjadi di lingkungan tersebut adalah terciptanya motif batik yang lebih khas yaitu “Batik Suroboyo” dan berkembangnya bentuk motif dan produk hasil jadi atau produk busana agar terus diproduksi sehingga dapat memberi kegiatan yang berkelanjutan dan menambah peluang penghasilan bagi Masyarakat setempat
Share It On: