Voltaic Cell Battery from Lime Fruit with Nails (Iron) and Metal Coins (Copper) Electrodes
Dalam perkembangan terbaru di bidang energi
berkelanjutan, sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, yakni Salsa Nur
Indarwati, Azzahra Ghina Lathifa, dan Karina Ristya berhasil menciptakan Sel
Volta menggunakan buah jeruk nipis, paku (berbahan besi), dan koin logam
(berbahan tembaga) sebagai elektroda. Pendekatan inovatif ini membuka peluang
baru untuk solusi energi ramah lingkungan dan menyoroti potensi barang sehari-hari
dalam menghasilkan daya.
Sel Volta ini, terinspirasi dari konsep baterai kimia
oleh Alessandro Volta, memanfaatkan sifat asam alami dari jeruk nipis sebagai
elektrolit. Para peneliti dengan kreatif menggunakan paku besi dan koin tembaga
sebagai elektroda, memanfaatkan sifat inherent keduanya untuk mengkatalisis
reaksi elektrokimia di dalam sel.
Salsa Nur ketua di balik proyek ini, menjelaskan
signifikansi temuan mereka, "Kami bertujuan untuk menunjukkan bahwa energi
dapat dihasilkan dari bahan-bahan umum yang dapat terurai. Jeruk nipis, paku,
dan koin logam mudah didapat dan ekonomis, menjadikan sel volta ini sebagai
sumber daya yang mudah diakses dan berkelanjutan."
Eksperimen melibatkan penanaman paku besi dan koin
tembaga ke dalam buah jeruk nipis, menciptakan sel volta yang sederhana namun
efektif. Reaksi elektrokimia antara logam-logam dan jus jeruk nipis
menghasilkan arus listrik yang kecil namun dapat diukur, memperlihatkan potensi
perangkat semacam ini dalam aplikasi daya rendah.
Inovasi ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga
berfungsi sebagai alat pendidikan, mendemonstrasikan prinsip elektrokimia dan
energi berkelanjutan kepada mahasiswa dan penggemar ilmu pengetahuan.
Kesederhanaan perangkat ini menjadikannya eksperimen pendidikan yang ideal,
memupuk minat dalam solusi energi hijau.
Tim peneliti meyakini bahwa model sel volta ini bisa
menjadi titik awal untuk pengembangan lebih lanjut dalam bioenergi dan sumber
daya listrik berkelanjutan.
Share It On: